Santri SMP Pesantren At Taqwa bikin Robot
- Jum'at, 04 Maret 2022
- Artikel Berita Informasi Pengumuman
- Iswanto
- 3 komentar
PESANTREN AT TAQWA SRAGEN - Dulu, dunia Coding/ robotika terkesan elite, cuma orangtua dan orang berwawasan luas yang bisa membuat robot. Kini, pelajar SMP pun sudah mampu membuat robot sederhana.
Contohnya, Santri kelas VIII (kelas II di Pesantren) dari SMP Islam Terpadu Muhammadiyah Miri membuat robot line follower. Bahkan, robot itu mampu menjalankan fungsi sederhana berjalan mengikuti garis yang sudah di tentukan.
Para santri membuat robot tersebut dari menyusun komponen, menyolder dan merakit. mereka menyebut, pembelajaran coding kini tidak hanya berkutat pada mengetik sourcecode, tetapi juga merancang dan membuat hardwarenya. Inilah yang menarik minat santri untuk belajar. Apalagi, kurikulum 2013 menuntut santri aktif dan kreatif.
"Saya juga tertarik membuat robot karena sadar bahwa di Indonesia tidak banyak ahli dalam bidang robotika," tutur salah satu santri.
Dia pun optimistis, dunia robotika di Indonesia akan berkembang baik. Sebab, teknologi ini membuat tugas manusia menjadi lebih ringan.
Di sekolah, membuat robot menjadi bagian dari mata pelajaran (mapel) Prakarya, pembelajaran Coding/ robotik digawangi oleh Ketua Progran Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK At Taqwa Muhamadiyah Miri sebagai upaya mewujudkan program pendidikan lanjutan dari SMP ke SMK, santri mendapatkan pembelajaran IT sejak duduk di bangku SMP, harapannya pembelajaran IT dapat berkelanjutan hingga jenjang SMK.
"Kalau dulu di sekolah kita buat prakarya yang berhubungan dengan kesenian, sekarang dalam prakarya kita buat robot. Ini tugas kelas, kami kerjakan sesuai panduan ya kadang kami sering salah, lalu kami mengulang lagi," cerita mereka.
santri kelas VIII SMP (kelas 2 di pesantren) itu melanjutkan, membuat robot juga merupakan hal yang baru bagi para pengajar. Oleh karenanya, para pengajar pun sebenarnya ikut belajar bersama santrinya. Para santri juga perlu trial and error dalam merangkai robot tersebut. Namun, ketika sudah bisa, mereka mampu menyelesaikan pembuatan sebuah robot hanya dalam waktu dua hingga tiga jam.
Para santri tertarik untuk membuat robot yang lebih rumit dan aplikatif. "Jika difasilitasi dengan prasarana yang mendukung, kami sangat ingin mencoba," tutur mereka.
3 Komentar
"Bangga pernah nyantri di sini,"
"Bangga menjadi alumni"